Tentang FSM 2021
Sejarah Festival Seni Multatuli
Festival Seni Multatuli merupakan ikhtiar yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dalam rangka membuka ruang interaksi kreatif antarbudaya. Festival Seni Multatuli yang selajutnya disingkat menjadi FSM merupakan program tahunan yang tergabung dalam platform Indonesiana. FSM dirancang setelah peresmian Museum Multatuli, sebagai museum anti-kolonial pertama di Indonesia. Sesuai dengan namanya, sosok Multatuli diangkat sebagai cara untuk mengedepankan sejarah yang berpihak pada asas kesetaraan dan kemanusiaan, yang menjadi landasan pendirian negeri ini. Semangat ini didengungkan melalui karya sastra Multatuli. Semangat inilah yang hendak ditampilkan: karya sastra yang berdaya menggugah kesadaran.
FSM 2021
FSM 2021 akan menggelar berbagai kegiatan dalam bentuk riset, pendokumentasian objek pemajuan kebudayaan, penciptaan, perekaman, hingga seminar dan diskusi. Memperingati 2 abad Multatuli, FSM 2021 akan fokus menggali khasanah kebudayaan masa lampau yang menjadi objek pemajuan kebudayaan di Kabupaten Lebak.
Dalam hal ini, FSM 2021 akan bertolak dari “Tunggul Buhun” dan mencoba memaknainya sebagai upaya menggali khasanah masa lampau yang mengandung nilai-nilai luhur dari berbagai tinggalan kebudayaan yang mewujud dalam berbagai bentuk ekspresi dan estetika.
Maksud dan Tujuan
FSM 2021 mengusung visi strategis sebagai ruang berbagai bentuk ekspresi dan estetika untuk memajukan objek pemajuan kebudayaan di Kabupaten Lebak, dengan tiga poin penting:
- Menarasikan nilai-nilai kemanusiaan berasaskan kesetaraan yang diperjuangkan Multatuli,
- Menggali khasanah kebudayaan masa lampau yang menjadi objek pemajuan kebudayaan di Kabupaten Lebak,
- Mewujudkan objek pemajuan kebudayaan dalam berbagai bentuk ekspresi dan estetika yang relevan dengan konteks masyarakat terkini.