PENGUMUMAN 20 NOMINE UNDANGAN MENULIS CERITA ANAK

PENGUMUMAN 20 NOMINE UNDANGAN MENULIS CERITA ANAK

Tema:

Tema dalam cerita anak harus memiliki makna yang tersembunyi sesuai dengan tema Festival Seni Multatuli yaitu Harta Karun dari Tanah Karuhun. Harta karun yang dimaksud dalam penilian berupa nilai moral yang tekandung dalam cerita rakyat yang diceritakan secara turun temurun sehingga menjadi dongeng anak. Harta karun dalam penilaian bukan berbentuk benda seperti beberapa naskah yang terlampir, akan tetapi berupa pesan moral dan nilai –nilai social yang didalamnya terdapat pendidikan karakter bagi anak. Dengan begitu, naskah cerita harus mampu menerjemahkan kearifan lokal dengan memuat nilai-nilai karakter sebagai bentuk harta karun yang sesungguhnya. Beberapa naskah yang diterimam oleh kurator dapat ditebak dengan mudah  pesan ceritnya melalui judul yang diusulkan. Hal tersebut membuat hirarki kemenarikan sebuah cerita tergambar secara jelas. Sehinga, tidak lagi menjadi harta karun.

Sebenarnya, seluruh judul dapat ditulis secara sederhana sesuai dengan bahsa anak-anak dengan menyesuaikan isi cerita tanpa memberi kunci jawaban kepada pembaca. Contohnya: Hap-Hap Si Tando dan Mas Bo Si Kerbau yang hampir menggigit Peti Mati tapi ternyata Peti Harta Karun (tertulis dalam naskah cerita no. 51). Padahal, cerita tersebut dapat dikemas secara singkat dengan menyembunyikan isi cerita. Tujuannya, agar pembaca dapat tertarik dan merasa penasaran untuk terus membaca. Selain itu, kurator juga menemukan terdapat 12 judul cerita yang memiliki teks hampir mirip tema yang diberikan. Jika dari 12 judul tersebut ada yang terpilih dalam kumpulan cerita anak, kurator berharap agar editor dapat merubah judul yang mirip tersebut agar agar lebih memunculkan rasa penasaran dan ketertarikan  anak-anak untuk membacanya.

Penyajian:

Naskah yang masuk pada penilaian, merupakan naskah yang didalamnya terdapat unsur-unsur instrintik yang meliputi perwatakan, alur, latar, dan keutuhan tema. Selanjutnya, kurator juga sangat memperhatikan orisinalitas ide penulis. Orisinalitas menjadi salah satu point penting dalam penilaian agar memunculkan cerita baru yang sebelumnya tidak pernah ditulis dan dipublikasikan. Orisinalitas ide menjadi penting mengingat terdapat banyak naskah yang diadopsi dari cerita-cerita sastra tutur yang kemudian dituangkan dalam teks naskah. Sepanjang naskah ini belum pernah diterbitkan, maka sah saja bila naskah tersebut hadir dalam bentuk tulisan. Kemudian, keefektifan dalam penyampain pesan. Kefektifan dalam penyampian pesan harus dilakukan agar pembaca tidak menerka-nerka dan berpikir ulang terkait pesan yang disampaikan mengingat pembaca adalah anak-anak bukan orang dewasa. Terkait unsur intrinsik yang hadir dalam naskah-naskah ini, sebenarnya sudah cukup tergambarkan melalui berbagai varian yang dicoba semenarik mungkin untuk dinarasikan. Akan tetapi, pada bagian -bagian tertentu penulis harus lebih banyak lagi menggali hal-hal terkait perwatakan, alur, latar, dan keutuhan tema.

Selanjutnya, penulis banyak menemukan alur cerita yang tergopoh-gopoh yang mencerminkan bahwa penulis kurang sabar untuk mengurai efektifitas ide gagasan yang ingin disampaikan. Hal tersebut disebabkan oleh rasa ingin segera menyelesaikan naskah cerita. Akibatnyam keteruraian ide tidak apat dituangkan secara terstruktur. Tentu saja, membuat pembaca kebingungan karena alur yang ditulis melompat-lompat. Seandainya penulis tidak tergesa-tega, tentu hubungan antarkalimat dan antarparagraf dapat menjadi dan dapat tejaga secara utuh dalam satu kesatuan cerita. Terakhir, dalam penyajian kuator menemukan terdapat banyak naskah yang memiliki kemiripan dalam menyajikan ide, gagasan, alur dan keterampilan penulis berbahasa. Dengan begitu, dibutuhkan literatur bahan bacaan, informasi, dan juga daya nalar yang kuat untuk mengoptimalkan “kemenarikan” naskah cerita yang telah disusun. Sehingga, perolehan  nilai tak ada yang lebih menonjol satu sama lain, hanya bergeser pada satuan rentang 10.

Materi:

Dalam seluruh naskah yang diterima, kurator tidak menemukan adanya unsur pornografi, radikalisme, kekerasan, SARA, bias gender, ekspresi kebencian. Seluruh naskah mencerminkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seluruh naskah juga sudah dapat menggambarkan sifat-sifat baik makhluk hidup, mengembangkan sikap spritual, sosial, kebersamaan, keberagaman, dan lain sebagainya meskipun sifat-sifat tersebut banyak ditemukan mirip anatara judul satu dengan lainnya. Beberapa naskah juga telah menampilkan sosok anak yang kuat, tegar, dan jujur. Materi yang disajikan oleh penulis telah mampu mengembangkan kecakapan sehingga memotivasi pembaca untuk berkreasi dan berinovasi. Materi juga banyak mengandung unsur dalam membangun karakter bangsa Indonesia, kearifan lokal yang tentunya dapat berkontribusi bagi dunia pendidikan anak. Point terpenting dalam materi yaitu indikator-indikator yang ingin dicapai dalam olahan materi pada naskah-naskah yang telah diterima, sudah memenuhi berbagai aspek.

20 NOMINE UNDANGAN MENULIS CERITA ANAK

“HARTA KARUN DARI TANAH LELUHUR”

  1. Bager Si Owa dan Tanah KaruhunMidiana Ariethia (Tangerang Selatan)
  2. Curug Munding, Kerbau dan Burung JalakAngela Oscario (BSD, Tangerang Selatan)
  3. Burung Anis Pahlawan Kecil dari Negeri LebakSulfiza Arizka (Sumatera Barat)
  4. Burung Anis Kembang dan Burung Anis MerahSiti Syalwa (Pondok Pinang, Jakarta Selatan)
  5. Dodo Si Tando Menebus Kesalahan – Akhmadi Puguh Raharjo (Tangerang Selatan)
  6. Kisah Tando dan 5 PemburuKarseno (Kramat Jati, Jakarta Timur)
  7. Harta Karun TerbaikElisa D.S. (Gresik, Jawa Timur)
  8. Kisah Nyai GeulisSaroh Jarmin (Cipanas, Lebak)
  9. Membujuk Bulan PurnamaFaye Yolody (Tebet, Jakarta Selatan)
  10. Owa dan Festival Samagaha BulanDaniel Yudha Kumoro (Sidoarjo, Jawa timur)
  11. Owa Berhati EmasArletta Shaffira (Ciputat, Tangerang Selatan)
  12. Bubu Kerbau Kecil yang CerdikSiti Nurlaela (Ciracas, Jakarta Timur)
  13. Tando Ingin ke BulanEka Nurul Hayat (Sajira Kab. Lebak)
  14. Persahabatan Harimau Jawa dan Burung Anis – Nazwa Yuliana (Cijoro Lebak, Lebak)
  15. Legenda Ciberang dan Ciujung – Nurdini (Depok, Jawa Barat)
  16. Kembali ke Hutan Cijolang – Dede Nurhalimah (Pulogadung, Jakarta Timur)
  17. Asal Usul Nama Goa Lalay – Dinda Eka Savitri (Rangkasbitung, Lebak)
  18. Kisah Aki dan Nini Bagedur – Siti Hanna Sumedi (Rangkasbitung, Lebak)
  19. Kisah Kertam dan Kertih oleh Winata Faturahman (Taktakan, Serang)
  20. Asal Mula Cibeo, Cikeusik, dan Cikertawana – Een Rochaeni (Kalanganyar, Lebak)

*) urutan tidak berdasarkan penulisan hasil cerita terbaik

Kurator:

  • Siti Zahroh
  • Minhatul Ma’arif

Leave a Reply

Your email address will not be published.