Lokakarya Angklung Buhun hari 1

Lokakarya Angklung Buhun hari 1

Pada 03 September 2021, diadakan Lokakarya Angklung Buhun dengan tema “Buhunna Sora”, bertempat di Aula Seni LPMP Provinsi Banten. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Lebak, Imam Rismahayadin dan merupakan pra-acara Festival Seni Multatuli (FSM) 2021. Diikuti oleh 25 peserta dari berbagai komunitas dan sanggar seni tradisi di Kab. Lebak.

Dalam sambutannya, Imam Rismahayadin menyampaikan apresiasinya, bahwa kegiatan ini membawa ide-ide falsafah lokal Lebak yang mesti dilestarikan, seperti kata buhun sora yang menjadi tema kegiatan. Lebih lanjut menurutnya, kebudayaan Lebak termasuk kebudayaan tua dan bisa dijadikan branding pariwisata di Kab. Lebak.

Lokakarya ini mendatangkan dua narasumber/pengarah, yaitu Ismet Ruchimat—dosen ISBI Bandung yang juga pemimpin kelompok musik Samba Sunda—dan Purwa Rahayu, seorang praktisi seni tradisi.

Ismet Ruchimat dalam pemaparannya menyampaikan bahwa identitas lokal, khususnya ciri instrumen musik angklung buhun harus tetap dipertahankan walaupun alat musik tersebut dipadukan dengan alat musik lain yang sifatnya lebih modern. Identitas itu ditonjolkan pada rhytm (ritme-nya), perulangan bunyi menurut pola tertentu.

Sementara itu, Parwa Rahayu sebagai praktisi seni tradisi, banyak mendiskusikan perbedaan penting angklung yang berkembang di wilayah Banten dan Priangan, khususnya dari segi pembuatan sehingga menghasilkan warna tersendiri dalam suaranya. Lokakarya ini juga merupakan program keberlanjutan dari Tim Riset (Pengelolaan Pengetahuan) FSM 2021. Sebelumnya mereka telah mendokumentasikan—baik audio, visual, dan narasi—mengenai angklung buhun. Dokumentasi yang telah dikumpulkan tersebut menjadi bahan untuk pengembangan kesenian tradisi angklung buhun dan menjadi lokakarya sehingga dapat dipelajari dan dielaborasi oleh komunitas kesenian tradisi di Lebak.

Leave a Reply

Your email address will not be published.